Survey membuktikan, seorang istri lebih banyak berperan dalam keuangan keluarga daripada suami. Karena ternyata, seorang wanita bisa lebih ditel, teratur, dan teliti untuk mengorganisasikan pengeluaran sampai yang kecil-kecil sekalipun. Beda halnya dengan seorang laki-laki yang tidak terlalu memperhatikan detail dan kurang sensitif dengan harga, peran perempuan menjadi sangat besar dalam sebuah rumah tangga.
Tapi sayangnya, peran seorang istri lebih banyak dalam hal kecil-kecil seperti belanja sehari-hari, pembayaran listrik, telepon dan sekolah anak. Tapi kalau urusan yang besar-besar seperti pembelian rumah, kendaraan, dan investasi, masih didominasi perannya oleh para suami. Kenapa hal ini terjadi? Karena wanita cenderung lebih konservatif dalam berinvestasi, tidak terlalu suka dengan investasi di sektor keuangan, lebih suka investasi berupa barang. Selain itu, wanita juga cenderung lebih stress ketika dihadapkan dengan masalah keuangan daripada laki-laki. Apa saja permasalahan yang sering dihadapi oleh seorang wanita dalam mengelola keuangan, dan bagaimana cara menghadapinya?
Dalam memilih investasi, kebanyakan wanita cenderung lebih suka investasi yang berwujud fisik seperti emas, rumah, tanah, dan sebagainya. Selain bisa dipegang kalau ada apa-apa, investasi seperti itu juga terasa lebih nyata dan bisa diawasi. Sebetulnya sih, hal ini lebih karena pengalaman saja. karena belum sering berinteraksi dengan investasi keuangan, maka investasi jenis ini dianggap lebih beresiko atau kurang aman. Untuk mengatasi hal ini, jangan sungkan untuk belajar mengenai jenis investasi keuangan yang ada di pasaran, dan mulai berinvestasi sedikit demi sedikit.
2. Mudah terpengaruh oleh anggapan orang lain
“investasi di sini untungnya gede banget lho…”, “aku sih lebih percaya sama asuransi yang itu…”, “ngapain beli itu, mending yang ini aja…”. Kalimat-kalimat seperti itu yang keluar dari mulut seorang teman akan jauh lebih efektif untuk menarik minat seorang wanita daripada penjelasan logis dari seorang marketing. Rumor akan lebih menarik daripada berita, dan testimoni akan lebih menarik daripada iklan, itulah dunianya wanita.
Dalam dunia investasi, hal ini seringkali menjebak kita pada pengambilan keputusan yang salah. Karena yang namanya informasi dari mulut ke mulut, tentunya sudah mengalami distorsi, entah disengaja maupun tidak. Dan pemberi informasi belum tentu orang yang kredibel untuk menyampaikan informasi mengenai investasi atau keuangan. Memang betul teman kepercayaan kita tidak mungkin berbohong dan ia sangat kita percaya. Dia memang tidak mungkin bohong, tapi mungkinkah dia salah menangkap penjelasan orang lain, atau salah menjelaskan sesuatu hal yang bukan bidang keahliannya? Sangat mungkin. Oleh karena itu cek kembali semua informasi yang datangnya dari orang yang bukan ahlinya. Tanya langsung ke sumber informasi yang bisa dipercaya, dan mumpuni di bidangnya tentunya.
3. Cenderung lebih mudah stress terhadap masalah keuangan
Walaupun memiliki kelebihan dalam mengelola keuangan secara lebih ditel, ternyata seorang istri justru lebih mudah stress ketika menghadapi masalah keuangan dalam rumah tangga. Mungkin hal ini disebabkan karena istri lah yang berhadapan langsung dengan para pedagang, tetangga, penagih hutang dan anak-anak yang merasakan langsung dampak dari masalah keuangan. Sedangkan seorang suami cenderung “tinggal setor” saja dan ujung masalah ada di tangan istri.
Untuk keluar dari masalah ini jangan sungkan untuk berkomunikasi dengan suami. Karena salah satu penyebab kegagalan dalam mengelola keuangan bukan karena kecilnya penghasilan, tapi karena tidak adanya komunikasi antara suami dan istri.
Seringkali seorang istri enggan bercerita karena takut dianggap tidak bisa mengelola uang dengan baik. Padahal belum tentu seperti itu, karena suami tidak mengikuti perkembangan harga sembako, maka tidak ada salahnya “mengadukan” kenaikan harga pada suami.
Walaupun mungkin suami belum bisa memberikan solusinya saat itu juga, tapi dengan menceritakan permasalahan yang dihadapi, akan membuat seorang istri menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalahnya.
Yang menjadikan masalah lebih besar lagi adalah, kalau pada suami tidak berani bercerita, tapi justru menceritakannya pada orang lain. Alhasil, pinjam uang dengan pesan “jangan bilang-bilang suami saya ya….” menjadi jalan keluar sementara yang menjebak pada pintu masalah berikutnya.
4. Sulit menolak tawaran dari teman/saudara
Seringkali saya temui kasus dimana seseorang membeli asuransi hanya karena agennya adalah saudara atau temannya baiknya sendiri. Dan kasus ini lebih sering terjadi pada wanita. Pertama, karena ternyata wanita punya kepedulian yang lebih besar akan dana pendidikan anak-anaknya di masa depan sehingga ingin memastikannya dengan asuransi. Dan alasan kedua, karena sulit untuk menjawab tidak pada seseorang yang punya hubungan dekat seperti teman atau saudara.
Dalam masalah keuangan, jadikan segalanya serasional mungkin, dan hindari keputusan yang emosional atau berdasarkan perasaan belaka. Karena kalau bicara angka, satu tambah satu seharusnya dua.
Lalu bagaimana caranya agar bisa menolak, atau mengambil keputusan dengan logika? Tipsnya sederhana saja, jangan pernah mengambil keputusan saat itu juga di hadapan seorang pemasar, siapapun dia. Minta waktu untuk berdikusi dengan suami, atau mempelajari 1-2 hari proposal yang diajukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ada pesan? silahkan dsini
comment? please here