rasa sesak dirongga dada
memaksaqu terdiam tanpa kata
seperti perang dalam pikiran
dengan hasil yang menyudutkan
terus terdiam dan berdiam
mencoba sembunyi dibalik kerasnya hati
namun buliran hangat tak dapat dibohongi
menambah sesaknya rongga ini
tak ada yang mampu mengerti
tak ada yang mau memahami
tentang pedihnya hati
tentang sakitnya diri
semua menyalahkan
selalu dipojokkan
dan kini menyudutkan
ini semua tentang sebuah keputusan
masih terdiam dan berdiam
entah sampai kapan akan berakhir
hanya berharap kemurahan Tuhan
untuk terus menatap masa depan
dan aku tetap terdiam
terus diam dan selalu diam
bersama pedihnya hati
dan diamku ini,,,,,,,
0 komentar:
Posting Komentar
ada pesan? silahkan dsini
comment? please here